TREN ‘RADIKALISASI ONLINE’ DARI NOL SAMPAI MENJADI ‘TERORIS
Beberapa hari terakhir ini pikiran saya terusik dengan beberapa pertanyaan dari berbagai pihak yang intinya sama, yaitu :
1. Bagaimana radikalisasi yang bermula dari hubungan di dunia online itu terjadi ?
2. Mengapa akhir-akhir ini banyak perempuan yang terlibat dan mereka ini cenderung lebih nekat daripada para laki-laki ?
Saya merasa terpanggil untuk mencoba menjawab pertanyaan itu dari sudut pandang saya dan pengalaman saya sebagai orang yang pernah terjerumus dalam paham radikal dan terlibat dalam kasus terorisme di Indonesia.
Saya akan mengawalinya dengan menyajikan rangkuman atau inti dari serial pembahasan yang akan saya sampaikan berikutnya.
Nantikan pembahasan dari topik-topik di bawah ini dalam beberapa tulisan ke depan.
Note : Semua orang berpeluang untuk jadi ‘Teroris’ secara Online. Jadi waspadalah dan waspadalah !
Titik Awal
Push Factor
Taubat dari dunia hitam atau ‘Hijrah’
Jenuh dengan pola perjuangan kelompok yang diikutinya yang tak sesuai dengan harapannya
Kondisi ekonomi yang sedangdown(kolaps/bangkrut, banyak utang, dll)
Frustasi dgn masalah keluarga (broken home, perceraian, kekecewaan pada ortu/suami,dll)
Pada perempuan : Mengalami tekanan psikologis di mana tidak ada tempat curhat, suami nakal, konflik dgn mertua, dll)
Pull Factor
Teknologi internet yang semakin murah dan mudah dengan kecanggihan algoritma mesin pencarinya, lengkap dengan media sosial dan layanan messenger-nya yang membuat seseorang mudah mencari komunitas baru, kawan baru, pengetahuan baru, dst.
Propaganda masif kelompok ISIS
Para pendukung ISIS yang -sangat- aktif di media sosial
Awal Persinggungan
Belajar Tauhid
Terjadi pada orang yang baru belajar Islam yang sebelumnya punya masalah ekonomi, psikologis, masa lalu kelam, keluarga, dsb. Prosesnya :
Observasi-> tahu bahwa yang paling awal harus dipelajari adalah tauhid-> cari tahu tentang tauhid-> ketemu beberapa-> di antaranya ada yang baru dikenal dan celakanya itu adalah tauhid versi kelompok radikal-> penasaran-> dipelajari -> di medsos ketemu postingan sejenis-> jalin kontak-> diarahkan ke channel khusus atau baca artikel pendukung
Mencari solusi alternatif karena kekecewaan dgn kelompok lama
Terjadi pada para aktivis muda yang tidak sabaran dan jenuh dengan kondisi yang ada. Prosesnya :
Observasi-> tertarik dgn cara yg ditempuh ISIS-> membuka diskusi dengan pendukung ISIS-> terjadi adu argumen-> pendukung ISIS menang bukti krn propaganda mereka-> diarahkan ke channel khusus pendukung ISIS
Masuk Kelompok Radikal
Modus
Ketika sudah tertarik lalu diarahkan untuk membaca artikel atau masuk channel (Telegram) khusus yang intens membahas paham radikal
Push Factor
Penafsiran pribadi berdasarkan artikel-artikel yang didapat di channel telegram atau blog pendukung ISIS (takfiri)
Isi postingan-postingan di channel/grup yang sangat provokatif dan masif (sehingga terjadi doktrinasi bahwa yang selain mereka adalah salah)
Diskusi-diskusi dalam grup yang semakin mematangkan pemikiran
Pull Factor
Merasa tidak sendiri/ banyak kawan seperti dirinya
Merasa signifikan karena masuk di kelompok khusus
Merasa nyaman karena diterima, mendapatkan pencerahan, dst
Menjadi ‘Teroris’
Proses Radikalisasi
Ditanamkan pemahaman tauhid versi mereka (kelompok ISIS/Takfiri) di mana pembuktiannya adalah dengan memerangi thaghut dan berbaiat kepada ISIS
Ditanamkan bahwa penyebab segala kekacauan dan kerusakan di dunia ini (khususnya dunia Islam) adalah akibat berkuasanya orang-orang kafir dan para thaghut
Dijelaskan tentang musuh-musuh tauhid (thaghut) dan kejahatannya terhadap umat Islam seperti : menghalangi penegakan syariat, menghalangi hijrah ke ISIS, menangkapi ‘mujahidin’, kebijakan ekonomi yang merugikan seperti merajalelanya riba, dsb.
Ditanamkan bahwa cara keluar dari kondisi yang serba tidak ideal itu adalah dengan memerangi para thaghut yang berkuasa. Minimal mereka berpeluang bisa mati syahid dan keluar dari masalah itu (ini mah solusi egois). Mereka inginnya umat kemudian sadar dan mengikuti cara mereka dalam mengubah keadaan. (mimpi kali ye)
Ditanamkan bahwa lebih baik mati dalam memerangi thaghut daripada hidup susah dan terhina di bawah kekuasaan thaghut / orang kafir.(iya kalo mati,kalo ketangkap duluan gimana ? )
Ditanamkan juga bahwa memerangi thaghut adalah bentuk kesempurnaan bertauhid (beragama)
Kaderisasi Pelaku Teror
Diajarkan siapa musuh yang boleh diserang, dari yang terkuat seperti presiden sampai pada polantas di pinggir jalan.
Diajarkan cara menyerang dengan bom, pisau, menabrakkan mobil, meracuni,dst.
Berdiskusi tentang improvisasi serangan teror yang tepat
Komentar
Posting Komentar