Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

MANFAAT DARI TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA

Gambar
Manusia memang diciptakan sebagai makluk individu yang juga merupakan sebagai makluk sosial. Sebagai makluk sosial, manusia juga diwajibkan mampu berinteraksi dengan individu / manusia lain dalam rangka memenuhi kebutuhan. Dalam menjalin kehidupan sosial bermasyarakat, seorang individu juga akan dihadapkan dengan suatu kelompok – kelompok yang berbeda dengan dirinya. Salah satu perbedaan itu adalah kepercayaan / agama dan juga suku. Dalam menjalin kehidupan sosial, tidak bisa dipungkiri bahwa dalam dinamika kehidupan akan ada suatu gesekan  yang terjadi antar kelompok masyarakat. Baik yang berkaitan dengan agama atau juga suku. Dalam rangka menjalin persatuan dan kesatuan dalam masyarakat, maka akan diperlukan sikap saling menghormati dan juga melindungi sehinga tidak terjadi gesekan – gesekan yang dapat menimbulkan pertikaian dan juga peperangan. Hal ini juga tertera dalam Undang – Undang Dasar 1945 yang berisi bahwa negara juga menjamin kemerdekaan tiap -tiap warganya untuk memelu

Kenapa Allah Menciptakan Kita Berbangsa Bangsa dan Bersuku Suku?

Gambar
Di dunia ini Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah banyak menciptakan dan menjadi umat manusia berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, bisa dikatakan jutaan suku-suku berbeda di dunia ini dengan beratus-ratus dari bangsa yang berbeda. Ada Amerika Serikat, India, Inggris, Prancis, Australia, Mesir, Malaysia, Jepang, Indonesia dan lain sebagainya. Sedangkan dari suku tidak kalah banyaknya, di Indonesia saja ada banyak seperti Jawa, Betawi, Melayu, Batak, Dayak, Padang dan masih banyak yang lainnya. Lalu apa sebenarnya tujuan Allah menciptakan manusia itu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku? Pasti ada alasan dibalik itu semuanya. Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Q.S. Al-Hujuraat : 13) Jadi

Islam Damai dan Rahmatan lil Alamin

Gambar
Secara harfiah, islam berarti ‘damai’, ‘selamat’, ‘aman’, atau ‘tenteram’, (Lihat Ismail bin Hammad Al-Jauhari, As-Shihhah: Tajul Lughah Washihahul Arabiyyah, [Beirut, Darul Ilmi: 1990 M], cetakan keempat, halaman 1951) yang semua itu mengacu pada situasi yang sangat didambakan setiap orang. Situasi ini tidak hanya oleh umat Islam, tetapi juga oleh semua umat manusia di mana pun, bahkan hewan dan tumbuhan sekalipun. Kemudian, secara konseptual, Islam merupakan agama yang mengajarkan monoteisme tauhid yang harus diwujudkan dalam bentuk kepasrahan diri dan ketaatan kepada Allah dan rasul-Nya sebagai utusan pembawa rahmah guna meraih kebahagiaan dan keselamatan, baik di dunia maupun di akhirat (Surat Al-Baqarah ayat 201). Namun, kebahagiaan itu tidak akan pernah terwujud tanpa kedamaian dan kasih sayang di antara sesama.Intinya, dengan membawa misi damai dan kasih sayang itulah risalah Islam diturunkan ke seluruh alam (Surat Al-Anbiya ayat 107). Secara tekstual, Al-Qur’an juga menga

Jihad tak patut disanding dengan terorisme

Gambar
Jakarta  (ANTARA News) - Peristiwa penabrakan dua pesawat komersial pada menara kembar World Trade Cente (WTC) di New York, Amerika Serikat pada 11 September 2001 adalah titik balik beralihnya perhatian dunia pada dunia Islam. Sejumlah label bagi Islam dan Muslim muncul menyusul peristiwa yang hingga kini masih dianggap memiliki banyak kejanggalan tersebut. Islam dianggap dan disebut sebagai agama yang mengajarkan terorisme, mendorong praktik-praktik radikal, ekstrem dan kekerasan, sementara Umat Islam dipandang sebagai entitas yang mengancam kehidupan sosial, barbarik dan terbelakang. Tiga belas tahun setelah peristiwa yang dikenal dengan 911 itu, muncul gerakan kekerasan yang mengatasnamakan Islam dengan nama ISIS (the Islamic State of Iraq and Syria) atau Negara Islam Irak dan Suriah yang mendapat perhatian global setelah merebut pemerintahan di Irak. Jihadis Mengaitkan Islam dengan terorisme berarti menciptakan permusuhan dengan sekitar 1,7 miliar Muslim di seluruh dunia. Pad

Apa Sih Alirannya Para Teroris? Apakah Mereka Khawarij?

Gambar
Dunia Islam kontemporer mengenal aliran baru yang mengedepankan doktrin jihad sebagai inti ajarannya. Aliran ini muncul karena dorongan politik yang sangat kuat seperti yang terjadi pada aliran-aliran Islam di masa lalu. Lahir karena dorongan politik. Mereka bukan khawarij, namun ada titik kesamaan, selain perbedaannya. Ada banyak organisasi yang menjadikan jihad sebagai doktrin utamanya. Di antara yang terbesar adalah Al-Qaeda. Organisasi ini didirikan oleh Osama bin Laden dan Abdullah Azzam. Abdullah Azzam melalui buku Tarbiyah Jihadiyah (Pendidikan Jihad) telah meletakkan doktrin jihad sebagai pokok ajaran kelompok. Menurutnya, saat ini umat Islam dalam keadaan terjajah dan wajib melaksanakan jihad. Jihad tidak lagi bersifat fardu kifayah, tetapi menjadi fardu ‘ain. Arti Jihad fardu ‘ain adalah setiap umat Islam wajib melaksanakan jihad di negara masing-masing.   Ajaran ini kemudian berkembang liar karena para pemimpin aliran tersebut menargetkan orang-orang Islam sebagai sasaran

Prof.Quraish Shihab: Sucikan Nama Tuhanmu, Jangan Takbir Untuk Perpecahan

Gambar
Kemarin, (Kajian Membumikan al-Quran) di PSQ tampak berbeda. Kalau biasanya ruangan yang biasa dipakai untuk diskusi bulanan ini tampak lengang, kali ini ini ruangan PSQ sampai penuh sesak. Lalu apa yang menyebabkan animo mahasiswa—baik mahasiswa s1, s2 dan s3—begitu besar? Jawabannya satu. TGB Dr. Zainul Majdi effect. Selain TGB, tentu saja ada tuan rumah PSQ, Dr. Muchlis Hanafi dan tentunya Prof. Quraish Shihab. Diskusi lebih menantang dan menarik karena tema yang diusung adalah tentang “Dari Ideologi Khilafah ke Manusia Khalifah”. Diskusi ini dibuka oleh Muchlis dengan sangat santai namun berisi. Ia langsung menukil pendapat Syahrastani dalam kitabnya Milal wa al-Nihal, menurutnya persoalan yang paling banyak menyita energi umat Islam dari zaman dahulu adalah ikhtilaf fil Imamah atau perbedaan cara pandang terkait Imamah atau kepemimpinan. Muchlis menuturkan bahwa dalam al-Qur’an, kata khalifah dan derivasinya tidak ada satu pun yang menunjukkan secara pasti bahwa makna khalifah

Skema Melawan Radikalisme

Gambar
Miris sekali menyaksikan penangkapan Agus Wiguna pada awal Juli lalu. Pemuda asal Buahbatu, Bandung, itu terlibat dalam jaringan terorisme. Berdasarkan laporan Kepolisian RI, pemuda 21 tahun tersebut mempelajari cara merakit bom panci dari jejaring Internet, termasuk media sosial. Ini persoalan yang sangat serius. Banyak pemuda, atau bahkan mereka yang masih belia, terpapar virus radikalisme. Setidaknya ada tiga langkah yang bisa diupayakan dalam mencegah hal ini terjadi. Pertama, revitalisasi penanaman nilai-nilai Pancasila dan nasionalisme. Ini sangat penting mengingat gerakan radikalisme itu salah satunya bersumber dari lemahnya penghayatan, pemahaman, dan kecintaan terhadap nilai-nilai Pancasila, sehingga menyebabkan jiwa seseorang mengalami kemarau nasionalisme. Merujuk pada Stanley Benn (1967) dalam artikel "Nationalism" di jurnal The Encyclopedia of Philosophy, setidaknya ada lima indikasi yang merupakan "suprastruktur" bangunan dan pengejawantahan nasional

Islam Itu Indah Maka Renungkanlah Baca selengkapnya

Gambar
Segala puji bagi Allah rabb semesta alam. KepadaNyalah seluruh makhluk bertumpu dan mengadu, dari keterserakan asa, dari kelemahan daya, dari ketakmampuan usaha, dan dari kepandiran jiwa serta raga. DariNyalah keharmonisan alam berpadu, sehingga mengulunlah kasih dan sayang dengan penuh syahdu, maka lahirlah kemesraan meski terbingkai dari keragaman yang tak pernah satu. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan sekalian alam, Muhammad Shallallahu alaihi wasallam, nabi penutup risalah, yang karenanya ia diutus untuk menebarkan kasih sayang ke seluruh alam. Maka adalah indah sabda-sabdanya penuh harmoni. Tindak-tanduknya penuh lestari. Perintah-perintahnya sepenuh ketulusan memberi. Larangan-larangannya sepenuh keikhlasan menyelaksai. Maka sungguh indah. Antara sabda dan lelakunya tak pernah saling menyelisihi. Pun perintah dan larangannya tak pernah ada saling menyalahi. Maka adalah indah Islam agama yang mengajarkan kasih sayang, diturunkan oleh Dzat Yang Mahakasi

Lurah Nunung: Waspada Paham Radikal

Gambar
Koramil-01 Kodim 0905 Balikpapan Utara menggelar kegiatan sosialisasi pencegahan paham radikal untuk masyarakat Muara Rapak. Kegiatan yang berlangsung di aula kelurahan Muara Rapak itu diikuti pihak kelurahan, LPM, Karang Taruna serta Ketua RT pada Jum'at (21/12) pagi. Radikalisme adalah sikap dan tindakan seseorang atau kelompok tertentu yang menggunakan cara-cara kekerasan dalam mengusung perubahan yang diinginkan. Kelompok radikal umumnya menginginkan perubahan tersebut dalam tempo singkat dan secara drastis serta bertentangan dengan sistem sosial yang berlaku. "Zaman sekarang memang sangat dominan dengan tindak kekerasan, sehingga kami meminta kepada semua warga agar bisa menjaga lingkungannya, terutama kumpulan anak remaja," kata Lurah Muara Rapak Nunung Nurjaya di dampingi Mayor INF Arifudin dan sersan 1 Hamzah kepada Balikpapan Pos, kemarin. Pengaruh radikalisme merupakan suatu pemahaman baru yang dibuat-buat oleh pihak tertentu mengenai suatu hal, seperti agama

Jangan Sedikit-sedikit Kriminalisasi Ulama, Padahal Ulamanya Sendiri Ternyata Melakukan Kriminal

Gambar
Ketua Setara Institute Hendardi sepakat dengan Presiden Joko Widodo bahwa kriminalisasi ulama hanyalah isu politik semata. "Ada mesin politik yang bekerja memang. Ini kan dalam konteks politik, tahun politik. Jadi memang ada kepentingan politik dan kemudian memainkan di arena demi kepentingan mereka," ujar Hendardi saat dijumpai di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (20/12/2018). Hendardi sepakat bahwa apabila siapa pun terjerat persoalan hukum, maka yang bersangkutan, apa pun statusnya, memang tetap harus diproses secara hukum, bahkan termasuk seorang ulama. "Jangan sedikit-sedikit orang bilang kriminalisasi ulama, kriminalisasi ulama. Sementara si ulama sendiri ternyata memang melakukan tindak kriminal. Apalagi, ada buktinya yang dia itu enggak bisa ingkar,” lanjut Hendardi. Ia mencontohkan kasus dugaan penganiayaan yang menjerat Bahar bin Smith baru-baru ini. Ia melihat, kasus itu memang tindakan penganiayaan. Hal itu dilihat dari video yang beredar di media sos

Gus Sholah Bantah Klaim HTI Jika Indonesia Negara Thagut

Gambar
Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng KH Shalahudin Wahid (Gus Sholah) menolak tegas tuduhan beberapa kelompok Islam yang mengatakan bahwa Indonesia negara taghut. Gus Sholah kali ini memberikan argumentasi lewat sisi sejarah pendirian Indonesia. “Kita sampaikan pada masyarakat jika negara ini bukan thagut. Bagaimana mungkin negara yang didirikan oleh kelompok-kelompok yang di dalamnya ada kiai, ada NU dan Muhammadiyah dan lainnya juga dikatakan thagut. Ini tandanya mereka tidak paham betul negara ini. Kok bisa dikatakan Indonesia bertentangan dengan Islam,” katanya saat peresmian Museum Islam Indonesia, di komplek Pesantren Tebuireng Lebih lanjut Gus Sholah, menyatakan, negara Indonesia tidak bersyariah dalam pandangan undang-undang dasar. Namun dalam undang-undang banyak sekali syariat Islam yang masuk dalam konstitusi. Indonesia tidak melarang syariah Islam masuk dalam konstitusi kecuali hukum bab jinayah (tindak pidana). Alhasil banyak sekali hukum Indonesia dipengaruhi ajaran Isla

Cinta Tanah Air Dalam Islam

Gambar
Konsep "cinta tanah air" dalam islam di wujudkan dalam bentuk taat kepada pemerintah yang sah hal ini sesuai dengan firman Allah SWT :      Firman Allah SWT dalam Al-Quran : "Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul(nya) dan ulil amri di antara kamu (Q.S An-Nisa Ayat 59). #muslimsejati

JIHAD FI SABILILLAH. YAITU, KONSEP BERJUANG UNTUK MEMBEBASKAN MANUSIA

Gambar
Siapa yang tidak menginginkan hidup mulia, baik di dunia dan akhirat? Hampir bisa dipastikan tidak ada satu pun orang yang memiliki cita-cita hidup sengsara dan masuk neraka. Semuanya berkeinginan kuat hidup damai di dunia dan kelak di akhirat masuk surga. Dari sinilah, ratusan bahkan milyaran manusia di dunia ini berlomba-lomba menjadi pribadi yang baik dan hendak hidup tenang kelak di alam baka. Banyak cara yang mereka lakukan. Car yang paling banyak adalah masuk atau memeluk agama. Dengan beragama, manusia akan memiliki pedoman hidup dan jalan hidup. Dengan agama pula, mereka hendak menciptakan keteraturan dan ketenangan antar sesama. Itulah esensi agama. Ditilik dari segi etimologi, agama berasal dari bahasa Sansekerta, yakni ‘a’ (tidak) dan ‘gamma’ (kekacuan). Jadi, agama adalah untuk menyatukan, mengatur agar teratur, tidak ada kekacauan, dan menjunjung tinggi moral. Orang beragama tentu memiliki suatu kondisi dimana ia menjadi pengikut (hamba) yang loyal terhadap agamanya itu. S

Pemahaman Jihad dalam Perspektif Islam di Indonesia

Gambar
Kata jihad cukup populer di dunia Islam temasuk di Indonesia, bahkan tidak keliru jika dikatakan bahwa jihad merupakan salah satu prinsip dasar ajaran Islam. Sayang, kata ini sering kali dikerdilkan maknanya atau dan digunakan bukan pada tempatnya.        Kata jihad terambil dari Bahasa Arab: jahd, yang pada mulanya berarti kesulitan/kesukaran atau juhud, yakni kemampuan. Kedua makna tersebut mengisyaratkan bahwa jihad yang sebenarnya tidaklah mudah, tetapi dapat menjadikan sang mujahid berhadapan dengan aneka kesulitan dan kesukaran. Sang Mujahid juga dituntut untuk tidak berhenti sebelum kemampuannya berakhir atau cita-citanya terpenuhi. Itu sebabnya dalam perjuangan merebut kemerdekaan, para mujahid/pejuang bangsa kita berpekik, “Merdeka atau mati.”         Merujuk pada sumber-sumber ajaran Islam―al-Qur’an dan Sunnah Nabi saw.―ditemukan aneka ragam jihad bermula dari jihad dengan hati untuk melahirkan/mengukuhkan tekad, dengan lidah untuk menjelaskan dan membuktikan kebenaran, den

Trilogi Jihad Zaman Now

Gambar
Bulan suci Ramadhan merupakan salah satu bulan yang senantiasa ditunggu-tunggu oleh umat Islam. Sambutan sukacita dilakukan akan datangnya bulan yang penuh ampunan dengan berbagai macam cara. Ada yang dengan di jalan-jalan protokol, ada yang menyambutnya dengan membersihkan tempat ibadah dan lingkungan sekitar, serta masih banyak lagi cara. Semua itu dilakukan dengan antusiasme tinggi oleh masyarakat yang didasarkan pada kebersamaan dan kesadaran bersama. Sayangnya, uforia menyambut datangnya bulan suci Ramadan juga dibarengi dengan dukacita dari saudara-saudara kita yaitu umat Nasrani yang mengalami musibah akibat serangan berupa peledakan bom oleh oknum tidak bertanggung jawab di berberapa daerah di Indonesia. Serangan tersebut terjadi saat mereka sedang melaksanakan sembahyang di tempat ibadah. Penyerang berdalih bahwa apa yang mereka lakukan adalah perintah agama dan merupakan salah satu cara untuk berjuang di jalan Allah. Hal ini secara fundamental terjadi akibat dotrin-doktri

Jangan Terkecoh Makna Jihad yang Sesat

Gambar
Teror bom yang mengguncang sejumlah lokasi di tanah air dalam dua hari terakhir  ini, khususnya di Surabaya dan Sidoarjo, seharusnya  kian menyadarkan masyarakat akan makna jihad yang benar. Sebab, tindakan para teroris yang mengatasnamakan jihad (membela Islam) itu, justru jauh dari nilai-nilai Islam yang notabene mencintai kedamaian dan menjunjung toleransi. Hal tersebut diungkapkan Wakil Sekretaris PCNU Jember, Moch Eksan  saat memberikan tausiyah dalam Wisuda Tahfidh Juz ‘Amma & Pelepasan siswa-siswi RA dan MI Maarif NU Darul  Falah, Desa Wonosari, Kecamatan Tekung, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Ahad (13/5) malam. Menurutnya, jihad yang dimaknai sempit dengan arti berperang dan membunuh, menjadi sumbu pendek meledaknya aksi teror di segenap penjuru dunia.  “Padahal konteksnya sekarang sudah beda. Makna jihad hari ini adalah memberantas kemiskinan, keterbelakangan dan sebagainya yang rata-rata menimpa umat Islam,” tukasnya. Oleh  karenanya, anggota Komisi E DPRD Jawa T

ULAMA PILAR PENJAGA KERUKUNAN BERSOSIAL

Gambar
Kerukunan dalam berinteraksi menjadi pilar utama untuk terwujud perdamaian yang nyata. Sebab, dengan mengedepankan interaksi yang mendamaikan, seseorang akan menemukan kaidah-kaidah kemanusiaan dari dalam dirinya sendiri untuk orang lain. Dengan kata lain, dirinya akan mengedepankan sikap-sikap yang positif yang bisa membangun ketahanan untuk keutuhan bangsa Indonesia dalam konteks sekarang ini. Dan, dalam hal ini ulama memiliki peran penting dalam menuntun masyarakatnya. Ulama yang sejatinya menjadi panutan bagi umat muslim dan muslimah yang ada di Indonesia harus memberikan wejangan/arahan yang bisa diterima oleh setiap orang. Dengan tanda kutip, tidak hanya orang Islam saja yang bisa mendapatkan wejangan tersebut. Melainkan, seluruh masyarakat yang menduduki Indonesia. Hal ini bertujuan agar masyarakat tidak merasa terdiskriminasi, tersisihkan dalam kebersamaan, hingga seseorang bisa merasakan perhatian dari orang lain, meskipun berbeda agama, ras, ataupun bahasanya. Inilah yang s

Menangkal Radikalisme Eks TKI

Gambar
Penangkapan calon "pengantin" bom bunuh diri di Bekasi baru-baru ini dan pengungkapan rencana aksi terduga teroris di Tangerang Selatan hari ini membuat banyak pihak terkesima. Rupanya ancaman teror juga ditebar oleh segelintir TKI yang pulang kampung. Bila dirunut lebih jauh, sepertinya banyak terkait dengan tingkat pendidikan dan soal kaget budaya. Dalam catatan saya, sudah lebih dari 5 WNI, pekerja di negeri ginseng yang dideportasi akibat ulahnya, bermain-main dengan radikalisme. Pemerintah Korea Selatan tampaknya sangat ketat mengawasi siapa saja yang mengakses situs-situs terlarang tersebut, bahkan mengunggahnya di media sosial. Begitu terlibat "aktif", langsung "didepak".  Fenomena segelintir TKI yang menjadi radikal ini memang bukan barang baru. Mestinya mudah dan sudah diprediksi. Seorang pakar anti terorisme, Noor Huda Ismail, mengistilahkan sebab-musabab radikalisme itu dengan "gegar budaya" dan "digital illiteracy". Potens

Membendung Gerakan Radikalisme Agama

Gambar
Akhir-akhir ini banyak tindak kekerasan yang mengatasnamakan agama. Lebih memilukan lagi agama acapkali dijadikan justifikasi kenapa tindak kekerasan itu dilakukan. Peristiwa pengeboman di Hotel Sarinah beberapa tahun silam dan pembacokan seorang pendeta di Yogyakarta beberapa pekan yang lalu menjadi bukti kuat bahwa gerakan radikalisme agama di Indonesia tak bisa dipandang sebelah mata. Hal ini menjadi pekerjaan rumah bersama mengingat Islam saat ini sering distigmakan sebagai sarang teroris dan 'penjahat agama'. Kesucian agama sudah mulai tercemar akibat tindakan yang mengatasnamakan jihad fi sabilillahtersebut.  Sebenarnya jika diamati, tuduhan mengenai Islam sebagai agama teroris menemui momennya sejak peristiwa 11 November 2001 silam. Serangan yang disutradarai oleh Osama Ibn Laden tersebut dijadikan bukti kuat oleh barat bahwa Islam sangat berbahaya. Presiden Goerge W Bush langsung menuduh Obama sebagai repsentasi umat Islam.  Dalam bentangan sejarah, agama merupakan

Redam Radikalime, BEM Unej Gelar Simposium

Gambar
Dalam rangka mempersempit area gerakan radikal, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Jember, Jawa Timur  menggelar Simposium Kebangsaan 2018 di gedung Soetardjo, kampus Unej, Sabtu (8/12). Dalam simposium tersebut, hadir sebagai nara sumber antara lain, Kapolres Jember, Kusworo Wibowo, Dandim 0824 Jember,  Arif Munawar, agamawan,  Bhikkhu Gunajaya Putu Aryatama, Ketua Forum Pengawal danPembinaan Ideologi Pancasila,  Bambang Soepeno. Menurut Presiden BEM Universitas Jember, Agus Wedi, simposium tersebut untuk merevitalisasi nilai-nilai luhur Pancasila  yang sudah mulai tergerus di hati sebagian generasi muda. Justru aksi kekerasan, radikalisme, dan intolerasi yang notabene bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila, kian kencang  menyusup kalangan generasi muda.  Padahal, mereka adalah generasi yang diharapkan dapat meneruskan tongkat estafet kepemimpinan Indonesia di masa mendatang.  “Ini (simposium) adalah upaya untuk memberikan bekal dan pencerahan bagi generasi muda, mahasis

Sekjen Liga Muslim Dunia: Islam Melindungi Hak-hak Minoritas

Gambar
Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia Muhammad bin Abdul Karim Al-Issa menegaskan, nilai-nilai Islam menjamin hak-hak hukum dan kebebasan semua orang. Menurut Al-Issa, Islam juga tidak menerima segala bentuk diskriminasi. Demikian kata Al-Issa dalam pidatonya pada upacara pembukaan Forum untuk Mempromosikan Perdamaian (Forum for Promoting Peace) yang berlangsung di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA), sebagaimana dilansir laman Arab News, Sabtu (8/12).  Al-Issa mengatakan bahwa kebencian, kekerasan, dan terorisme dilakukan oleh individu-individu, bukan agama mereka. Di hadapan ratusan peserta, dia meluruskan persepsi yang tidak tepat dan terlanjur berkembang di masyarakat tentang Islam. Baginya, Islam adalah agama yang menjaga hak asasi manusia dan kebebasan bersama, tidak terkecuali. Tidak hanya itu, Al-Issa juga menjelaskan bahwa Islam sangat terbuka dengan keberadaan agama-agama lainnya. Tidak benar pemahaman atau persepsi yang menyebutkan bahwa Islam berusaha untuk ‘mengakhiri’

Hati-Hati, Ini Tiga Karakter Berpikir Kelompok Khawarij

Gambar
Pasca perdamaian antara kubu Imam Ali  dan Sayyidina Muawiyah muncul kelompok yang menolak dari keputusan Imam Ali untuk menerima tahkim (arbitrase) dari pihak Sayyidina Muawiyah bin Abi Sufyan. Pada awalnya kelompok ini berpihak pada Imam Ali, namun karena keputusan Imam Ali untuk menerima perdamaian melalui proses arbitrase dengan pihak Sayyidina Muawiyah, keputusan itu dipandang sebagai langkah mundur dari menegakkan agama dan keraguan dalam iman serta mengambil hukum bukan dari hukum yang telah ditetapkan Allah Ta’ala. Kelompok itu kemudian dikenal dengan sebutan khawarij – yang bermakna orang-orang yang keluar dari kelompok Imam Ali. Khawarij beranggapan bahwa siapa saja yang mengikuti dan menerima proses tahkim , maka telah keluar dari ajaran dan syariat Islam dan halal darahnya untuk dibunuh. Terbunuhnya Imam Ali oleh tokoh khawarij yang bernama Abdurrahman bin Muljam, ialah salah satu bentuk kebengisan dan kekejaman kelompok ini. Khawarij inilah yang menjadi biang kerok perpe