Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2018

Lima Bukti Pancasila Sesuai Syariat Islam

Gambar
BincangSyariah.Com –  Akhir-akhir ini suara-suara untuk menegakkan syariat Islam secara keseluruhan kembali mencuat. Seruan ini disertai dengan usaha-usaha untuk menyebarkan ideologi kekhilafahan Islam sebagai dasar negara menggantikan Pancasila dan UUD 45. Bagi mereka, Pancasila dengan lambang burung Garudanya merupakan salah satu jenis kemusyrikan dan bahkan layak disebut thagut. Jelas pemikiran seperti ini merupakan hasil pembacaan yang nominalis, pembacaan yang fokus kepada nama, bukan semangat yang dikandung nama tersebut. Dalam Pancasila, tidak ada sila-sila yang dapat menjerumuskan ke dalam sistem kesyirikan atau ke-thagut-an. Coba perhatikan baik-baik lima sila dalam Pancasila. Semuanya merupakan pesan-pesan yang bersesuaian dengan nilai universal Islam. Bagi kita yang akrab dengan pemikiran al-Ghazali, as-Syatibi, Izzudin bin Abd Salam, al-Qaffal, Ibnu Asyur, Allal al-Fasi, ar-Raysuni dan lain-lain, ketika membandingkan semangat nilai yang terkandung dalam Pancasila dan

Ini penyebab seseorang terpengaruh paham radikal

Tinggi Muhammadiyah Se-Jabodetabek membacakan Deklarasi anti NII dan gerakan radikal agama lainnya di loby STIE Ahmad Dahlan Ciputat, Tangerang Selatan. REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Banyak masyarakat di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia memutuskan bergabung dengan kelompok radikal seperti ISIS karena ada beberapa faktor penyebab. "Kemungkinan banyak dari orang Indonesia masuk ISIS untuk mendapatkan ekonomi yang lebih baik,"  kata pengamat Politik Timur Tengah dari Universitas Indonesia Smith Alhadad, Selasa (24/3). Menurut Smith, tingkat kesejahteraan rakyat Indonesia semakin menurun sekarang. Hal ini berakibat orang berbondong-bondong pergi ke negara Timur Tengah yang dianggap negara kaya. Menurutnya, kesalahan pandangan ini yang mendorong mereka bergabung dengan ISIS untuk mendapatkan ekonomi yang lebih baik. Hal ini dilihatnya dari kasus WNI yang baru tertangkap. Indikasinya,  mereka membawa anak istri untuk turut bergabung. Jika memang tujuan utamanya

PEMERINTAH INDONESIA SUDAH MENERAPKAN AJARAN ISLAM

Gambar
Banyak orang bilang Indonesia itu negara kafir Itu salah besar!! Pemerintah Indonesia itu sudah menerapkan ajaran-ajaran islam, dimana disini kita merasakan perdamaian antara umat beragama. Karna seperti yang Rasulullah ajarkan, bagaimana Rasulullah menyabarkan ajaran Islam dulu Rasulullah tidak pernah mengajarkan kita dengan kekerasan, singkat cerita bagaimana baiknya Rasulullah dengan orang Yahudi yang pada saat itu menjadi musuhnya, ketika Rasulullah wafat sahabat bertanya kepada istrinya Rasulullah, apakah yang selalu dikerjakan Rasulullah setiap pagi sebelum wafatnya, istrinya menjawab memberi makan seorang wanita tua Yahudi di sebrang sana, maka mendengar itu langsung lah sahabat tersebut mengerjakan seperti Rasulullah yang selalu kerjakan, sesampai disana sahabat melihat ibu tua itu buta, kemudian sahabat tersebut memberikan makan kepada sang ibu tua itu dengan menyuapinya seperti yang Rasulullah lakukan, pada saat itu sang ibu terus mengupat-mengupat Muhammad dan

Mahasiswa baru rentan terpapar radikalisme

Gambar
Mahasiswa baru rentan terpapar paham radikalisme. Masuknya mahasiswa baru ke universitas negeri maupun swasta, dimulai pulalah usaha perekrutan oleh-oleh kaum radikal. "Mahasiswa baru sangat rentan dengan penyebaran paham negatif ini," kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Polisi  Suhardi Alius  saat memberikan kuliah umum di hadapan lebih dari 1.700 mahasiswa baru Institut Teknologi Nasional, Bandung, seperti dilansir Antara, Minggu (26/8). Menurut mantan Kabareskrim Polri ini, penyebaran paham radikalisme di wilayah kampus sudah sangat memprihatinkan. Bahkan, banyak dosen yang juga terpapar radikalisme. Sehingga ketika mereka menjadi mentor, malah membawa anak didiknya ke paham negatif tersebut. "Hati-hati dalam memilih mentor, hati-hati dengan dosen. Kalau kalian merasa sudah ada yang terlihat, laporkan karena bukan cuma kalian yang terpapar, dosen juga terpapar, bahkan guru besar juga terpapar," katanya dikutip dari sia

Pancasila Tidak Mengurangi Islam Kita

Gambar
Indonesia dikenal sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Meskipun demikian, negara Indonesia bukanlah negara Islam, akan tetapi negara yang berasas Pancasila. Melalui Pancasila beragam perbedaan yang ada seperti perbedaan suku, ras, bahasa, agama, bahkan tradisi dan budaya mampu dipersatukan menjadi Bhineka Tunggal Ika. Semua tak sama, tetapi semua memiliki tujuan yang sama menjadi Indonesia. Prof Dr Kiai Said Aqil Siroj, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, dalam salah satu ceramahnya di Youtube menyatakan, Pancasila dan Islam sama sekali tidak bertentangan. Justru di dalam butir-butir Pancasila mengandung esensi ajaran Islam. Menurutnya Pancasila bukanlah agama, namun Pancasila tidak mengurangi keislaman umat Islam indonesia. Kiai yang juga pengasuh Pondok Pesantren Al-Tsaqafah, Ciganjur itu mengingatkan agar umat Islam Indonesia berkomitmen untuk menjadi warga negara Indonesia yang baik, yang taat pada aturan-aturan dan kesepakatan negara ba

Islam Agama Cinta Damai

Gambar
Sebelum membahas islam sebagai agama yang damai, setiap individu hendaknya mengetahui hakikatnya sebagai manusia itu apa. Hakikat manusia adalah didalam Al Qur,an di temukan tiga kosakata yang berbeda dengan makna manusia. akan tetapi mempunyai subtansi yang berbeda. 1.         Basyar Berhubungan dengan sifat biologis, yang berarti manusia makan dan minum. 2.         Insan Disebutkan dalam Al Qur’an sebanyak 65 kali yang mana Insan berarti makhluk yang menjadi dan terus bergerak maju ke arah kesempurnaan. 3.         An Nas Disebutkan dalam Al Qur’an sebanyak 240 kali yang mana Al Nas ini menunjuk kepada manusia sebagai ,akhluk kolektif. Manusia yang paham akan hakikatnya sebagai manusia tidak akan membahayakan manusia lainnya. Baik dengan pola berpikir, berperilaku, maupun sadar dalam berinteraksi sosial. maka akan salah ketika manusia tersebut menganut ajaran sesat yang jauh dari ajaran islam sesungguhnya Perbedaan keyakinan tidaklah menyurutkan rasa individualis

Kurban dan Kejahatan Terorisme

Gambar
Abdullah,  NU Online  | Kamis, 23 Agustus 2018 05:29 Oleh Aris Adi Leksono Tentu kehadiran Idul Adha bukan sekadar seremonial kebahagiaan syiar Islam, tetapi mesti diambil hikmahnya karena segala sesuatu yang disyariatkan Allah SWT tidak akan sia-sia. Dengan kata lain, pasti mengandung berjuta makna dan pesan bagi kehidupan umat seluruh alam, "rabbana maa khalakta haadza baatila". Makna mendalam dari Idul Adha atau Idul Qurban bisa digali dari dua aspek. Pertama, aspek ibadah yang langsung berhubungan dengan Allah SWT. Makna dari aspek ini adalah disyariatkannya haji dan umrah yang tidak akan terjadi di bulan lainnya. Tentu ibadah ini memiliki nilai yang istimewa dan hadapan Allah SWT.  Sebagaimana keterangan dalam sebuah hadits: Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., ia berkata: Rasulullah SAW pernah bersabda: "Barangsiapa berhaji ke Baitullah tanpa berkata keji, tanpa bersetubuh dan tanpa berbuat kefasikan (selama ihram), maka dia pulang (tanpa dosa) ba

Waspada 5 strategi licik islam radikal kuasai indonesia

Gambar
Dalam riset yang diterbitkan bentuk buku berjudul   Wajah Para Pembela Islam (2010), Setara Institute Jakarta menyebutkan bahwa berbagai kelompok Islam radikal telah menyusun strategi dan taktik yang lebih canggih dalam pergerakan mereka. Pernah dimuat Harian Bernas pada 5 Agustus 2016. Ini bertujuan juga untuk menghancurkan kelompok Islam lainnya. Memahami strategi dan taktik kaum radikal ini sangat penting agar pemerintah, para ulama, organisasi,  serta masyarakat secara umum waspada akan gerakan mereka. Strategi tersebut adalah: 1. Aliansi Politik Kelompok radikal membangun dukungan politik dengan politisi atau penguasa. Biasanya saat ada momen politik pemilu atau pilkada. Ada hubungan simbiosis mutulisme dalam aliansi ini.  2. Cari Dukungan dari Tokoh dan Ormas Islam Moderat Dikarenakan jumlahnya sedikit, maka kelompok intoleransi tersebut membangun hubungan dengan tokoh agama atau ormas yang moderat. Mereka mengembangkan berbagai taktik, di antaranya ada

Akibat Beragama Secara Harfiah

Gambar
P ersoalan keagamaan sering terjadi dan muncul di tengah masyarakat, karena keterpakuan orang beragama pada teks. Misalnya, baru-baru ini, Evie Evendi Gapleh yang menyatakan Nabi Muhammad saw., sebagai orang yang sesat, akibat secara serampangan dan tanpa ilmu mengartikan secara harfiah dâllan dalam QS. Al-Dhuha/93:7. Sebelumnya, Firanda Andirja, menyatakan kedua orang tua Rasulullah berada di dalam neraka, sebab mengartikan secara harfiah hadis yang diriwayatkan Imam Muslim (baik riwayat Anas bin Malik maupun Abu Hurayrah). Sebelumnya lagi, pernyataan artis Teuku Wisnu yang mengundang perselisihan terkait sampai tidaknya bacaan Alfatihah untuk orang yang sudah wafat. Kasus lainnya, pemelintiran ceramah KH. Said Agil Siraj terkait masalah kesunahan jenggot dan jubah. Dan banyak lagi, kasus di mana orang salah memahami karena terpaku pada makna harfiah ayat atau hadis. Bagi sebagian orang, terikat pada teks dalam hal keberagamaan adalah berpegang kepada kemurnian ajaran agama itu

Waspadai Penyebarluasan Radikalisme Dibungkus Kajian Keagamaan

Gambar
Karimun,  NU Online BNPT dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kepulauan Riau (Kepri), Rabu (15/8/2018), menggelar kegiatan Penguatan Kapasitas Penyuluh Agama dalam Menghadapi Radikalisme di Kabupaten Karimun. Selain memberikan pembekalan kepada penyuluh agama, beberapa tips untuk mewaspadai penyebarluasan radikalisme juga disampaikan.  Sekretaris FKPT Kepri, Indra Syah Putra, dalam sambutan pembukaan mengatakan, merebaknya radikalisme di Indonesia diawali dengan dibukanya kran kebebasan pascareformasi,  yang ditandai dengan munculnya sejumlah organisasi kemasyarakatan yang menunjukkan pandangan dan sikap persetujuan terhadap radikalisme. Kelompok itu salah satu cirinya adanya mengenalkan istilah-istilah bernuansa arab dalam aktifitas keagamaannya, di antaranya dawrah, mabit, halaqah dan sejenisnya.  "Satu sisi kegiatan itu bagus, membuka kesempatan masyarakat memperdalam akidah. Tapi sisi buruknya tak jarang yang menjadi jamaah memiliki kecederungan into

Imam Besar Masjidil Haram: Terorisme Tak Punya Agama dan Budaya

Jakarta,  NU Online Imam Besar Masjidil Haram di Makkah yang juga menjadi Imam Besar Masjid Nabawi di Madinah, Syekh Abdurrahman As-Sudais menekankan bahwa ideologi dan aksi terorisme bertentangan dengan ajaran Islam yang mengedepankan kasih sayang dan toleransi. "Terorisme tidak memiliki agama dan budaya. Namun, ada banyak pihak yang berusaha untuk mengubah citra Islam," kata Syekh As-Sudais dalam pernyataan melalui layanan pesan singkat yang diterima di Jakarta, Selasa (14/8). Syekh melanjutkan bahwa Pemerintah Kerajaan Arab Saudi senantiasa menyampaikan pesan-pesan Islam berdasarkan belas kasihan, toleransi dan koeksistensi, serta mendukung moderasi dan menyoroti citra Muslim yang beradab guna menghalau tuduhan terorisme atas Islam. Kepada sejumlah wartawan dari beberapa negara yang menemuinya beberapa waktu lalu, Syekh As-Sudais mengatakan media massa memiliki tanggung jawab besar yang mewakili denyut nadi seluruh Umat Islam di dunia. Dia juga menekanka

Indonesia ini kurang islam apa

Gambar
Selalu saja ada ustaz yang menjelek-jelekkan negara dan pemerintah. Pemerintah digambarkan anti Islam, menghalangi dakwah, meminggirkan umat Islam, kata mereka. Indonesia punya Kementerian Agama. Anggaran Kemenag tahun 2018 ini 62 T lebih, nomor 3 terbesar setelah Kementerian PUPR (yang tugasnya membangun infrastruktur) dan Kementerian Pertahanan. Anggaran itu lebih tinggi daripada anggaran Kementerian Kesehatan dan Kementerian Perhubungan. Pegawai Kemenag itu umumnya orang Islam. Mungkin ada 90% karyawannya yang muslim, mulai dari menteri sampai ke tukang sapu. Kantornya melayani sampai ke tingkat kecamatan. KUA itu tidak disebut kantor untuk urusan umat Islam. Tapi tidak ada umat agama lain yang dilayani di situ. Itu khusus untuk umat Islam. Setiap tahun ada sekitar 200 ribu umat Islam naik haji. Segenap keperluan mereka dilayani oleh pemerintah. Sejak mulai pendaftaran, persiapan, berangkat, selama di tanah suci, sampai pulang. Ada ribuan pegawai pemerintah dikerahkan untuk m