Postingan

Peneliti P3M: NU Lawan Radikalisme sejak Awal Kemerdekaan

Gambar
Sumber : Dutaislam.com Sejak awal kemerdekaan, Nahdlatul Ulama (NU) telah memiliki sikap yang nyata sebagai ormas yang moderat dan menolak terhadap radikalisme. Sikap nyata tersebut misalnya ditunjukkan NU dengan menolak keberadaan kelompok separatis dan radikalis seperti PRRI, Permesta, dan DI/TII. “Itu menurut saya cerminan yang sangat nyata. Sikap moderat NU, sikap nasionalisme NU dan sikap perlawanan NU terhadap radikalisme," kata peneliti senior Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M), Agus Muhammad, pada acara Diseminasi Hasil Penelitian INFID di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Kamis (24/10).  Penelitian itu dilakukan International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) pada Maret hingga Agustus 2019 dengan tema 'Peran Organisasi Islam Moderat dalam Menangkal Ekstremisme Kekerasan: Studi Kasus Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah'. Agus mengemukakan, KH Idham Chalid ketika menjadi Ketua Dewan Perwakilan Rakyat pada 28 Oktober 1971 hingga 1 Oktobe

Cara Menghadapi Hinaan

Gambar
Sumber : Harakatuna Hinaan adalah sesuatu yang menyakitkan, yang harus dijauhi oleh seorang muslim. Biasanya alasan seseorang melakukan penghinaan terhadap seseorang dilantarai dari ketidaksukaan, berlanjut kepada kemarahan dan di akhiri dengan kebencian. padahalah dalam Alquran telah menyatakan janganlah ketidaksukaan engkau pada seseorang membuat engkau berlaku tidak adil. Seseorang muslim yang baik, haruslah mampu menahan untuk menghina dan mampu juga untuk tidak membalas hinaan. Nabi pernah berpesan jangan marah maka bagimu adalah surga. emang balasan yang sangat setimpal bagi orang yang mampu menahan marah akibat dihina atapun menahan marah karena ketidaksukaan. Efek paling bahaya yang ditimbulkan dari menghina adalah terjadinya tindak kekerasan yang berujung pada perang saudara. Terlebih lagi bagi masyarakat Indonesia yang berbeda suku, etnis dan bahasa, mudah sekali disulut perpecahan kalau rasa toleransi dan rasa menahan marahnya menghilang. Menurut Hemat penulis, hinaan

Toleransi dan Sikap Pemaaf dapat Mencegah Penyakit?

Gambar
Sumber : Harakatuna Ketika berbicara toleransi, maka ingatan kita langsung etrtuju pada hubungan antar agama, ras, suku dan golongan. Selain itu, sebagaimana dijelaskan oleh Irwan Masduqi dalam Berislam Secara Toleran, bahwa toleransi merupakan nilai luhur yang diajarkan oleh agama Islam dan bahkan sudah dipraktikkan oleh Nabi Muhammad Saw. Singkat kata, toleransi selalu dikaitkan dengan kondisi sosial-keagamaan, sementara aspek medis sedikit—jika tidak ingin dikatakan tidak ada sama sekali—membahas melalui perspektik medis atau kedokteran. Meskipun terlihat konyol, nyatanya antara toleransi dan bahkan sikap pemaaaf berkolerasi terhadap penyembuhan penyakit. Sungguh, ini merupakan mu’jizat yang luar biasa dari Alquran, yang kemudian dapat berimplikasi terhadap pencegahan penyakit. Alquran maupun hadis sangat banyak berbicara tentang menyeru manusia agar memaafkan kesalahan orang berbuat salah. Sifat pemaaf inilah yang seringkali tidak dimiliki oleh sebagian besar umat manusia. J

Demonstrasi Mahasiswa dan Langkah Menuju Umat Terbaik

Gambar
Sumber : Harakatuna Demonstrasi adalah salah satu cara untuk menyampaikan pendapat berupa kritik, saran dan tuntutan yang ditujukan kepada pihak yang terkait yang dilakukan secara ramai-ramai dan dimuka umum. Demonstrasi dianggap cara cepat untuk menyeru kepada kebaikan dan melawan kemungkaran. Dan cara inipun bisa memberikan tekanan bagi pihak yang ingin berbuat kerusakan untuk memikirkan kembali apa yang akan diperbuatnya. Sehingga hal  ini bisa membuat mereka kembali kejalur yang semestinya yaitu jalur kebaikan. Namun terkadang demonstrasi berujung kepada bentrok dengan aparat dan perusakan fasilitas umum. Tentu hal yang seperti ini tidak kita inginkan. Sekarang ini banyak terjadi demonstrasi diberbagai tempat yang dilakukan oleh mahasiswa. Di Yogyakarta pusat demonstrasi terjadi di jalan Gejayan. Di Semarang pusat demonstrasi berada di depan gedung DPRD Jawa Tengah. Dan yang menjadi pusat demonstrasi nasional adalah Senayan. Mahasiswa melakukan aksi demonstrasi ini dipicu o

Usir Ideologi dan Paham Radikalisme dari Indonesia

Gambar
Sumber : Harakatuna Maraknya perkembangan paham radikalisme yang tidak terkendalikan di Indonesia sangat meresahkan seluruh masyarakat. Dari dulu, radikalisme, terorisme, dan ekstrimismemenjadi musuh bersama bangsa ini. Namun demikian, hanya pada rezim inilah permasalahan tersebut dinilai kurang mendapat perhatian serius dari pemerintah. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Sirodj meminta pemerintah lebih tegas menghadapi kelompok radikal. Pasalnya, menurut Kiai Said, selama ini kepolisian dianggap kurang serius bahkan cenderung melakukan pembiaran atas kasus radikalisme ini. Selain Kiai Said dan KH Ma’ruf Amin, hadir juga dalam acara tersebut, Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dan Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan ribuan jamiyah Nahdlatul Ulama. “Oleh karena itu dari mimbar ini, NU meminta agar kepolisian Indonesia lebih tegas lagi menghadapi kelompok ekstrimis

Kenapa Masyarakat Diaspora Rentan Radikalisme?

Gambar
Sumber : ruangngobrol.id Sampai sekarang, tidak ada jawaban pasti dari pertanyaan yang menjadi judul tulisan ini. Tapi paling tidak yang pertama mesti ditekankan di sini, bahwa radikalisme itu tidak sama dengan kegairahan beragama. Jadi begini, misal; orang yang dulunya jarang salat, tidak pernah puasa, ketika muda merasa banyak dosa kemudian memilih “hijrah”, itu tidak serta merta diklasifikasikan sebagai gejala radikalisme. Radikalisme yang dimaksud di sini adalah emosi berlebih untuk merasa lebih bersih, lebih asli. Seolah-olah, yang tidak sama dengan mereka adalah musuh. Hal itu diungkapkan Noor Huda Ismail, pembuat film dokumenter “Pengantin” ketika dilakukan pemutaran dan diskusi film itu di Singapura, Minggu kemarin. Pesertanya mbak-mbak BMI (buruh migran Indonesia). Mereka antusias, sekaligus sudah pintar-pintar berbahasa Inggris maupun Mandarin. Saat sesi diskusi, Huda mengemukakan, manusia itu pada dasarnya “tribal”. Artinya, lebih senang berkumpul, berbagi dan mengi

Mengoptimalkan Fungsi Masjid Seutuhnya

Gambar
Sumber : Harakatuna Dewasa ini umat Islam berupaya dengan segenap tenaga, harta, dan fikirannya untuk terus-menerus mengupayakan pembagunan masjid di berbagai daerah.  Masjid-masjid berukuran besar maupun kecil sudah sering bermunculan. Upaya pembagunan dan renovasi masjid lama ternyata tidak diimbangi dengan meningkatnya kualitas spriritualitas umat Islam. Yang ada masjid megah “kering” kegiatan. Tentu ini menimbulkan persoalan mendasar terkait eksistensi masjid saat ini. Bagaimana tidak, masjid yang dibangun begitu banyak dan megah yang seharusnya dimanfaatkan untuk perihal keagaamaan dan sosial kemasyarakatan justru malah digunakan tempat istirahat, melepaskan penat setelah melakukan perjalanan jauh dan sejenisnya. Ketika Nabi Muhammad saw. berhijrah ke Madinah, langkah pertama yang beliau lakukan adalah membangun masjid kecil yang berlantaikan tanah, dan beratapan pelapah kurma. Dari sana beliau mulai sedikit demi sedikit berdakwah dan seiring bertambahnya pengikut, Nabi memb